Pesona Eksotis Baju Adat Maluku Tenggara: Warisan Budaya yang Memukau

Pesona Baju Adat Maluku Tenggara: Warisan Budaya yang Menawan

Di antara gugusan pulau-pulau yang membentuk Kepulauan Maluku, Maluku Tenggara menyimpan kekayaan budaya yang tak ternilai, termasuk baju adatnya yang memukau. Baju adat ini merupakan cerminan identitas dan kebanggaan masyarakat Maluku Tenggara, serta menjadi warisan budaya yang diwariskan turun-temurun.

Keunikan Baju Adat Maluku Tenggara

Baju adat Maluku Tenggara memiliki ciri khas yang membedakannya dari daerah lain. Untuk pria, baju adatnya terdiri dari baju cele, yaitu kemeja lengan panjang berbahan kain tenun dengan motif khas Maluku Tenggara. Cele biasanya dipadukan dengan salawaku, celana panjang berbahan kain tenun yang sama. Sebagai pelengkap, dikenakan sapu tangan di kepala dan ikat pinggang bermotif tenun.

Sementara itu, baju adat wanita Maluku Tenggara terdiri dari baju kebaya, yaitu atasan berbahan kain tenun dengan motif yang lebih beragam. Kebaya dipadukan dengan rok lilit, kain tenun yang dililitkan di pinggang. Sebagai aksesori, dikenakan kalung, gelang, dan anting-anting bermotif tradisional.

Motif dan Warna Baju Adat Maluku Tenggara

Motif pada baju adat Maluku Tenggara sangat beragam, mulai dari motif tanimbar, larat, hingga keisar. Motif-motif ini terinspirasi dari alam dan kehidupan sehari-hari masyarakat Maluku Tenggara. Warna-warna yang digunakan juga sangat cerah dan mencolok, seperti merah, kuning, hijau, dan biru.

Fungsi dan Makna Baju Adat Maluku Tenggara

Baju adat Maluku Tenggara tidak hanya berfungsi sebagai pakaian, tetapi juga memiliki makna simbolis yang mendalam. Baju adat ini dikenakan pada acara-acara adat, seperti pernikahan, pemakaman, dan upacara adat lainnya. Baju adat juga menjadi simbol kebersamaan dan persatuan masyarakat Maluku Tenggara.